Transjakarta atau umum disebut
Busway adalah sebuah sistem transportasi
bus cepat atau
Bus Rapid Transit di
Jakarta,
Indonesia. Sistem ini dimodelkan berdasarkan sistem
TransMilenio yang sukses di
Bogota,
Kolombia. Perencanaan
Busway telah dimulai sejak
tahun 1997 oleh konsultan dari
Inggris. Pada waktu itu direncanakan bus berjalan berlawanan dengan arus lalu-lintas (
contra flow) supaya jalur tidak diserobot kendaraan lain, namun dibatalkan dengan pertimbangan keselamatan lalu-lintas. Meskipun Busway di Jakarta meniru negara lain (Kolombia, Jepang, Australia), namun Jakarta memiliki jalur yang terpanjang dan terbanyak. Sehingga kalau dulu orang selalu melihat ke Bogota, sekarang Jakarta sebagai contoh yang perlu dipelajari masalah dan cara penanggulangannya.
Jenisnya pun terbagi dua, yaitu:
- single decker bus (bus tunggal)
- articulated bus (bus gandeng)
Koridor 1 (2004)
Bus Transjakarta memulai operasinya pada
15 Januari 2004 dengan tujuan memberikan jasa angkutan yang lebih cepat, nyaman, namun terjangkau bagi warga Jakarta. Untuk mencapai hal tersebut, bus ini diberikan lajur khusus di
jalan-jalan yang menjadi bagian dari rutenya dan lajur tersebut tidak boleh dilewati kendaraan lainnya (termasuk bus umum selain Transjakarta). Agar terjangkau oleh
masyarakat, maka harga tiket disubsidi oleh
pemerintah daerah.
Pada saat awal beroperasi, Transjakarta mengalami banyak masalah, salah satunya adalah ketika
atap salah satu busnya menghantam terowongan rel
kereta api. Selain itu, banyak dari bus-bus tersebut yang mengalami kerusakan, baik pintu, tombol pemberitahuan lokasi halte, hingga lampu yang lepas.
Selama
2 pekan pertama, dari 15 Januari 2004 hingga
30 Januari 2004, bus Transjakarta memberikan pelayanan secara gratis. Kesempatan itu digunakan untuk sosialisasi, di mana warga Jakarta untuk pertama kalinya mengenal sistem transportasi yang baru. Lalu, mulai
1 Februari 2004, bus Transjakarta mulai beroperasi secara komersial.
Sejak
Hari Kartini pada
21 April 2005, Transjakarta memiliki sopir
perempuan sebagai wujud
emansipasi wanita. Pengelola menargetkan bahwa nanti jumlah pengemudi wanita mencapai 30% dari keseluruhan jumlah pengemudi. Sampai dengan
bulan Mei 2006, sudah ada lebih dari 50 orang pengemudi wanita.
Koridor 2 dan 3 (2006)
Tepat 2 tahun setelah pertama kali dioperasikan, pada 15 Januari
2006 Transjakarta meluncurkan jalur koridor 2 (
Pulogadung-
Harmoni) dan
3 (
Kalideres-
Pasar Baru). Sejak
Minggu-
10 Februari 2008, beberapa bus Transjakarta koridor 3 mulai melalui rutenya yang baru, yaitu dari arah Kalideres setelah halte
Jelambar tetap lurus melewati Jalan Kyai Tapa menuju Halte Harmoni Central Busway tidak berbelok melalui
Tomang. Penggunaan jalur ini masih belum resmi karena sebagian besar bus koridor 3 masih melaui jalur Tomang, dan 2 halte busway sepanjang Jalan Kyai Tapa belum beroperasi. Sejak tanggal
10 September 2008, 2 halte yaitu
Grogol Trisakti dan
Sumber Waras mulai dioperasikan secara resmi.
Koridor 4, 5, 6, dan 7 (2007)
Pada tahun 2006, dimulai pembangunan 4 koridor baru Busway, yaitu:
Sama seperti pada pembangunan koridor-koridor sebelumnya, proyek pembangunan 4 koridor ini juga mengundang reaksi negatif beberapa pihak terutama karena kemacetan parah yang disebabkannya.
Koridor 4-7 ini diresmikan penggunaannya pada
Sabtu-
27 Januari 2007, oleh
Gubernur DKI Jakarta Sutiyoso di
shelter Taman Impian Jaya Ancol. Setelah peresmiannya, keempat koridor ini baru efektif beroperasi pada tanggal
28 Januari 2007. Tidak seperti pada waktu peresmian koridor 1, tidak ada tiket gratis untuk masyarakat untuk sosialisasi di koridor-koridor ini.
Koridor 8 (2008 - 2009), 9, dan 10 (2008 - 2010)
Pembangunan koridor
8-
10 dimulai pada bulan
Agustus 2007.
[1] Ketiga koridor ini awalnya direncanakan untuk dapat beroperasi bulan
Maret 2008, namun mengalami beberapa penundaan.
Rencana operasional koridor 8 awalnya ditunda hingga
14 Februari 2009[2], namun akhirnya mengalami penundaan lagi. Koridor ini pertama kali diujicoba secara terbatas pada tanggal
9 Februari 2009,
[3] dan memasuki tahap operasional pada Sabtu-
21 Februari 2009.
[4] Dari 45 bus yang dibutuhkan untuk melayani koridor 8, hingga tanggal
6 Februari 2009 baru tersedia
20 bus, yang memaksa BLUTJ untuk memangkas rute operasional dari
Lebak Bulus - Harmoni menjadi Lebak Bulus -
Daan Mogot (Halte Jelambar, walau sebagian sumber menginformasikan Halte
Indosiar).
[2]
Pada hari pertama operasionalnya, koridor 8 direncanakan beroperasi pada periode 13.00-22.00 WIB
[4]
Setelah mengalami beberapa penundaan, pada
Senin-
7 Desember 2009, Kepala Dinas Perhubungan DKI M. Tauchid menginformasikan bahwa pengoperasian koridor
9 dan 10 kembali mengalami penundaan. Target operasional yang awalnya ditetapkan pada
Juni-
Oktober 2010 diundur menjadi
November 2010.
[5] Penundaan kali ini disebabkan karena penentuan tarif per kilometer bus yang baru disepakati oleh Badan Arbitrase Nasional Indonesia (BANI) dan belum ditunjuknya operator yang mengelola koridor ini. Penentuan operator direncakan menggunakan sistem lelang yang akan dilakukan pada bulan
Februari atau
Maret 2010. Koridor ini direncakan akan dilayani oleh total 139 armada dengan perincian:
- 65 bus single dan 15 bus gandeng di Koridor 9.
- 45 bus single dan 10 bus gandeng di Koridor 10.
Koridor 8, 9 dan 10 ini melayani rute:
- Lebak Bulus - Harmoni (Koridor 8), dengan panjang 26 km.
Rute melalui Jalan Ciputat Raya, Jalan TB Simatupang, Jalan Metro Pondok Indah, Jalan Sultan Iskandar Muda, Jalan Teuku Nyak Arif, Jalan Letjen Supeno, Simprug Bypass, Jalan Panjang Raya, Jalan Daan Mogot, Jalan Tomang Raya, Gajah Mada/Hayam Wuruk.
- Pinang Ranti - Pluit (Koridor 9), dengan panjang 29,9 km.
Rute melalui Jalan Pondok Gede Raya, Tol Jagorawi, Mayjen Sutoyo, MT Haryono, Gatot Subroto, S.Parman, Latumenten (Stasiun KA Grogol), Jembatan Besi, Jembatan Dua, Jembatan Tiga, Penjaringan, Pluit.
Rute melalui Jalan Mayjen Sutoyo, DI Panjaitan, Jend Ahmad Yani, Yos Sudarso, Enggano.
Bus yang digunakan sebagai bus Transjakarta adalah
- Koridor 1 : bus Mercedes-Benz dan Hino berwarna merah dan kuning
- Koridor 2 : bus Daewoo berwarna biru - putih, dan warna abu-abu
- Koridor 3 : bus Daewoo berwarna kuning - merah, dan warna abu-abu
- Koridor 4 : bus Daewoo dan Hyundai (JTM), bus Daewoo (JMT) berwarna abu-abu
- Koridor 5 : bus gandeng HuangHai dan bus Daewoo (JMT), bus gandeng Komodo (LRN) berwarna abu-abu
- Koridor 6 : bus Daewoo dan Hyundai (JTM), bus Hino (PP) berwarna abu-abu
- Koridor 7 : bus Daewoo dan Hyundai (JMT), bus Hino (LRN) berwarna abu-abu
- Koridor 8 : bus Hino (LRN) bus Hino (PP) berwarna abu-abu
- Koridor 9 : bus Hyundai(BMP) & (TMB),bus gandeng Komodo (BMP) berwarna merah dan kuning
- Koridor 10 : bus Hyundai(BMP), Mercedes-Benz dan Hino (JET)(bantuan koridor 1) berwarna merah dan kuning
Semua armada Transjakarta tersebut disertai dengan gambar
elang bondol terbang sambil mencengkram beberapa buah
salak di bagian eksterior. Bahan bakar yang digunakan di koridor 1 dan 10 adalah
bio solar. Untuk Koridor 2 - 9
berbahan bakar gas.
Bus-bus ini dibangun dengan menggunakan bahan-bahan pilihan. Untuk interior langit-langit bus, menggunakan bahan yang tahan api sehingga jika terjadi percikan api tidak akan menjalar. Untuk kerangkanya, menggunakan
Galvanil, suatu jenis logam campuran seng dan besi yang kokoh dan tahan karat.
Bus Transjakarta memiliki pintu yang terletak lebih tinggi dibanding bus lain sehingga hanya dapat dinaiki dari halte khusus busway (juga dikenal dengan sebutan shelter). Pintu tersebut terletak di bagian tengah kanan dan kiri. Untuk bus gandeng memiliki tiga pasang pintu yaitu bagian depan, tengah, belakang kanan dan kiri. Sedangkan bus single di koridor 4 - 9 memiliki dua pasang pintu, yaitu bagian depan dan belakang kanan dan kiri
Pintu bus menggunakan sistem lipat otomatis yang dapat dikendalikan dari konsol yang ada di panel pengemudi. Untuk bus koridor 2 - 8, mekanisme pembukaan pintu telah diubah menjadi sistem geser untuk lebih mengakomodasi padatnya penumpang pada jam-jam tertentu, di dekat kursi-kursi penumpang yang bagian belakangnya merupakan jalur pergeseran pintu, dipasang pengaman yang terbuat dari gelas
akrilik untuk menghindari terbenturnya bagian tubuh penumpang oleh pintu yang bergeser.
Setiap bus dilengkapi dengan papan pengumuman elektronik dan pengeras suara yang memberitahukan halte yang akan segera dilalui kepada para penumpang dalam 2 bahasa, yaitu
bahasa Indonesia dan
bahasa Inggris. Setiap bus juga dilengkapi dengan sarana komunikasi radio panggil yang memungkinkan pengemudi untuk memberikan dan mendapatkan informasi terkini mengenai kemacetan, kecelakaan, barang penumpang yang tertinggal, dan lain-lain. Khusus di koridor 5 dilengkapi papan nomor bus contoh : JMT 053. Sementara di koridor 9 dan 10 dilengkapi papan jurusan bus contoh 09. PLUIT atau 09. PINANG RANTI dan 10. TANJUNG PRIOK atau 10. CILILITAN
Untuk keselamatan penumpang disediakan 8 buah palu pemecah kaca yang terpasang di beberapa bingkai jendela dan 3 buah pintu darurat (koridor 1 - 3 dan 10), 1 pintu darurat (koridor 4 - 9) yang bisa dibuka secara manual untuk keperluan evakuasi cepat dalam keadaan darurat, serta dua tabung pemadam api di depan dan di belakang.
Untuk menjaga agar
udara tetap segar, terutama pada jam-jam sibuk, mulai bulan
Januari 2005 secara bertahap di setiap bus telah di pasang alat pengharum ruangan otomatis, yang secara berkala akan melakukan penyemprotan parfum.
Halte-halte Transjakarta berbeda dari halte-halte bus biasa. Selain letaknya yang berada di tengah jalan, bahkan di halte di depan gedung pertokoan
Sarinah dan Kantor
Perserikatan Bangsa-Bangsa, diberi fasilitas lift.
Kontruksi halte didominasi oleh bahan alumunium, baja, dan kaca. Ventilasi udara diberikan dengan menyediakan kisi-kisi alumunium pada sisi halte. Lantai halte dibuat dari pelat baja. Pintu halte menggunakan sistem geser otomatis yang akan lansung terbuka pada saat bus telah merapat di halte. Jembatan penyebrangan yang menjadi penghubung halte dibuat landai (dengan perkecualian beberapa halte, seperti halte Bunderan HI) agar lebih ramah terhadap orang cacat. Lantai jembatan menggunakan bahan yang sama dengan lantai halte (dengan pengecualian pada beberapa jembatan penyeberangan seperti halte Jelambar dan Bendungan Hilir yang masih menggunakan konstruksi beton).
Waktu beroperasi halte-halte ini adalah 05:00–22:00
WIB. Apabila setelah pukul 22:00 masih ada penumpang di dalam halte yang belum terangkut karena kendala teknis operasional, maka jadwal operasi akan diperpanjang secukupnya untuk mengakomodasi kepentingan para penumpang yang sudah terlanjur membeli tiket tersebut.
Untuk dapat memasuki halte, setelah membeli tiket (
Single Trip), calon penumpang harus memasukkan tiket ke mesin pemeriksa tiket (atau biasa disebut
barrier), setelah itu secara otomatis pintu palang tiga di
barrier dapat berputar dan dilewati calon penumpang.
Mulai
1 November 2004, pada koridor 1 telah disediakan sistem tiket prabayar (
Multi Trip). Seorang pengguna dapat membeli sebuah tiket khusus dengan nilai saldo awal tertentu (@Rp. 3.500, pembelian awal dan selanjutnya minimal 10 unit nominal perjalanan) di halte Blok M. Alih-alih dimasukkan ke dalam lubang yang tersedia pada barrier, tiket tersebut ditempelkan ke sensor pada bagian atas dari mesin, mesin kemudian akan mengurangi jumlah saldo, menampilkan saldo yang tersisa, kemudian memperbolehkan pengguna untuk masuk ke dalam halte. Pengisian ulang saldo dapat dilakukan di seluruh halte yang terdapat di koridor 1.
Keuntungan dari penggunaan tiket ini ialah pengguna tidak perlu mengantri di loket setiap kali ingin menggunakan Transjakarta, sementara kekurangannya ialah tiket jenis ini tak mengenal sistem harga ekonomis pagi hari seperti tiket
Single Trip.
Di beberapa halte tersedia buletin harian gratis 'Trans Kota' yang diperuntukkan bagi para penumpang. Isinya ialah berita umum, berita olahraga, berita hiburan, berita kriminalitas, artikel kesehatan, beragam tip dan trik, informasi barang konsumtif terkini, berita seputar operasional Transjakarta, dan lain-lain.
Untuk menjaring penumpang di berbagai tempat, disediakan beberapa bus
feeder atau pengumpan. Bus ini menghubungkan berbagai daerah dengan salah satu halte Transjakarta seperti di dekat
Ratu Plaza (
halte Bundaran Senayan) walaupun tetap menggunakan halte bus biasa. Beberapa contoh bus
feeder ini antara lain adalah bus yang melayani daerah
Bintaro dan
BSD.
Di Jalan Gajah Mada/Hayam Wuruk,
Jakarta Pusat, dibangun sebuah halte khusus dengan ukuran jauh lebih besar dari halte-halte yang lain. Halte tersebut diberi nama
Harmoni Central Busway. Halte yang dibangun di atas
Kali Ciliwung adalah titik transfer antarkoridor 1, 2, 3 dan 8. Halte berdaya tampung 500 orang ini memiliki 6 pintu.
Meskipun banyak pohon yang terpaksa ditebang dalam pembangunan jalur Transjakarta, sebuah pohon beringin tua di halte ini tidak ditebang saat pembangunan karena dianggap memiliki nilai sejarah yang tinggi. Namun pada bulan Oktober 2006, pohon ini dirusak oleh sekelompok orang dari
Pemuda Persatuan Islam dengan alasan ingin membuktikan bahwa pohon tersebut tidak angker dan keramat seperti yang dipercayai oleh sebagian orang.